23 Mar 2015

MELATIH IMAJINASI ANAK

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Ketrampilan.

Namanya saja masih anak-anak, tentu tak jauh dari sifat-sifat: nakal, ingin tahu, tidak mau diam, dan selalu ingin bermain. Tetapi kali ini, saya akan berbagi sedikit pengalaman saya (pengalaman pribadi), yang berkaitan dengan membuka pola pikir anak (anak diajak untuk berpikir hal-hal yang tidak masuk di akal), bahwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita ternyata dapat berkreasi seluas mungkin, tidak melulu hanya mengarang, lalu mencari tema, kalimat utama dan sebagainya. Namun, akan saya olah sedemikian rupa agar anak-anak merasa tertantang dan termotivasi untuk mengembangkan daya pikir khususnya dalam berimajinasi dengan membuat suatu gambaran yang pada kenyataannya tidak mungkin atau khayalan. Strategi ini dapat digolongkan ke dalam Metode Quantum Teaching.


Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Imajinasi diartikan sebagai daya angan-angan; rekaan; khayal; daya pikir untuk membuat gambaran atau menciptakan gambar-gambar(lukisan, karangan dan sebagainya) tidak langsung dari keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang sebenarnya melainkan berupa sindiran (sugesti, kenangan pengalaman-pengalaman masa lampau, dll)

Nah, langkah-langkahnya antara lain:
  1. Anak-anak diminta menyiapkan selembar kertas dan alat tulis.
  2. Anak-anak diminta untuk tenang, fokus mendengarkan intruksi guru dalam bentuk kalimat cerita, kalau perlu guru tidak akan mengulang kalimatnya.
  3. Kalimat I, guru mencontohkan dalam bentuk kalimat, misalkan: " Aku adalah sebuah bola yang berukuran bola pingpong." Gambarlah!
  4. Kalimat II, " Oh, sangat gelap, hai, di mana mataku?" Gambarlah!
  5. Kalimat III, " Oh, terima kasih, tapi aku akan terlihat aneh bila hanya memiliki mata, lengkapilah aku ya !"  Gambarlah!
  6. Kalimat IV, " Hatiku kadang merasa sedih, bila aku tidak dapat pergi ke mana-mana. Aku ingin berlari, apa yang aku butuhkan ?" Gambarlah!
  7. Kalimat V, " Terima kasih, Engkau pasti melupakan sesuatu, apabila ada kaki maka ada apa ya?" Gambarlah!
  8. Kalimat VI, " Hore! Aku semakin lengkap! Aduh,  aku ingin pergi ke sekolah, apa lagi yang kubutuhkan?" Gambarlah!
  9. Kalimat VII, " Wah, sepertinya aku sudah lengkap, hm..tapi aku terlihat pucat, supaya aku berpenampilan menarik, aku harus bagaimana ya?"
  10. Pada gambar yang sudah jadi, anak-anak diminta menceritakan kembali tentang gambaran yang sudah ia buat. (hasil tiap anak tidaklah sama atau bervariasi)
  11. Beri tepuk tangan yang meriah.
Pada strategi ini, pengalaman saya, anak-anak merasa takjub dan bangga terhadap hasil karyanya. Dengan tidak langsung akan melatih anak untuk : mandiri, kreatif, percaya diri dan berani tampil menunjukkan hasil karya masing-masing. Namun yang terpenting, anak-anak memiliki kenangan dan kepercayaan dirinya muncul setelah kegiatan ini.

Demikian postingan ini saya tulis, mohon maaf apabila terdapat salah kata dan kekurangan. Semoga bermanfaat.


Sumber bahan: Jakarta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia: PN BALAI PUSTAKA.

No comments:

Klik Postingan Lainnya:

Ikuti..