Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (
telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan
telematics sebagai
telecommunication +
informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna
science of data transmission.
Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai
bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide
untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang
rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik
minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani
pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat
difasilitasi oleh TIK.
Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai
jargon berawalan
e, mulai dari
e-book,
e-learning,
e-laboratory,
e-education,
e-library, dan sebagainya. Awalan
e bermakna
electronics yang secara implisit dimaknai
berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara.
Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan
teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Kelemahan utama
siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya
feedback
yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau
fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya
mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar,
suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi
kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi
hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi
tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis
teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (
real time) maupun asinkron (
delayed).
Pembelajaran berbasis Internet
memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan
utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu
tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi
video conference
yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan
pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer.
Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih
sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan
kemajuan TIK saat ini.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau
e-book
adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis.
Dalam sebuah
e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun
movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis
e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau
compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau
digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun
flashdisk
(saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih
kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan
e-book
menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar,
movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh
penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk
e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa
e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet)
untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk
pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan
internet sering disebut sebagai
online learning.
Definisi yang lebih luas dikemukakan pada
working paper SEAMOLEC, yakni
e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa
e-learning
adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut
tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu
bentuk
e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah
salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning
mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau
web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah
website
yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini
memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh
narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat
pula disediakan
mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas
e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (
learning management system).
LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat
diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet.
Fasilitas yang
disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan
materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk
pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara
pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan
kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara
pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik
atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh
e-mail, kanal
chatting, atau melalui
video conference.
Referensi
- Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran