1) membaca sa-lagu yang digolongkan dalam tembang gedhe kapisan,
2) membaca ro-lagu yang digolongkan dalam tembang gedhe kapindho,
3) membaca tri-lagu yang digolongkan dalam tembang tengahan,
4) membaca pat-lagu yang digolongkan tembang cilik. Membaca pat-lagu atau tembang cilik lebih dikenal dengan sebutan tembang macapat.
atau
- Tembang Gedhe kapisan, artinya tembang yang turun pada kurun pertama
- Tembang Gedhe kapindho, artinya tembang yang turun pada kurun kedua.
- Tembang Gedhe tengahan, artinya tembang yang turun pada kurun ketiga.
- Tembang Macapat, artinya tembang yang turun pada kurun keempat.
Macapat yaitu sastra berwujud puisi yang menggunakan bahasa Jawa baru dan terikat dengan aturan-aturan:
1) guru gatra, yaitu jumlah baris tiap satu bait,
2) guru lagu, yaitu jatuhnya huruf vokal di akhir baris, dan
3) guru wilangan, yaitu jumlah suku kata tiap baris.
Mijil
Mijil berwatak cinta, prihatin. Cocok untuk memberikan pendidikan/ pengajaran, rasa cinta kasih.
Sinom
Sinom bersifat lincah, “ethes”, “canthas”. Cocok untuk melukiskan suasana kelincahan, berpidato, nasihat.
Kinanthi
Kinanthi bersifat senang, cinta kasih. Cocok untuk memberikan pendidikan/ pengajaran, rasa cinta kasih.
Asmaradana
Asmaradana berwatak sedih, cinta asmara. Cocok untuk menggambarkan hal-hal yang mengandung kesedihan cinta asmara.
Dhandhanggula
Dhandhanggula berwatak luwes, menyenangkan. Sesuai untuk mengungkapkan segala hal/ keadaan.
Pangkur
Pangkur bersifat keras, bergairah (“kereng, nepsu”), cocok untuk memberikan nasihat yang keras, cinta berapi-api, cerita hal-hal yahng bersifat keras.
Durma
Durma berwatak keras, marah, bergairah. Cocok untuk mengungkapkan kemarahan, cerita perang, perasan jengkel.
Pocung
Pocung berwatak “ gregeten kendho “, lucu agak menggelikan, sesuka hati. Cocok untuk menggambarkan hal-hal yang kurang bersungguh-sungguh, seenaknya.
Gambuh
Gambuh “sumanak, sumadulur”, kekeluargaan. Cocok untuk pengungkapan hal-hal yang bersifat keluargaan, nasihat, kependidikan yang mengandung kesungguhan hati.
Megatruh
Megatruh bersifat sedih, prihatin, “getun”, menyesal. Cocok untuk cerita yang mengandung rasa penyesalan, prihati, sedih.
Maskumambang
Maskumambang “nlangsa”, sedih, memilukan. Cocok untuk melukiskan perasaan sedih, memilukan hati.
Dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment