Bahwasanya, pendidikan akan berjalan optimal apabila stimulasi otak dapat seimbang, yaitu antara otak kanan dan otak kiri, bukan begitu? Juga harus diimbangi peran serta orang tua dalam ikut mencerdaskan dan mendidik putra-putrinya di rumah agar menjadi insan yang bertaqwa, berbudi luhur, menjunjung tinggi norma-norma susila yang berlaku di Negara kita.
Seni Suara Daerah
Rangkuman:
- Laras dalam seni suara daerah berarti suara yang teratur dan enak didengar. Laras gamelan terbagi menjadi dua yaitu slendro dan pelog.
- Slendro terdiri 5 nada sehingga disebut sistem nada pentatonik sedangkan pelog yang terdiri dari 7 nada disebut septatonik.
- Titi nada adalah wujud ucapan yang disimbolkan dalam angka. Untuk membedakan tinggi rendah nada/suara.
- Slendro : 1 2 3 5 6 1 (ji ro lu mo nem ji)
- Pelog : 1 2 3 4 5 6 7 1 (ji ro lu pat mo nem pi ji)
- Nama alat gamelan bernama saron :
Sentuh leher sambil menyebutkan nama gulu (dibaca: ro/2)
Sentuh dada sambil menyebutkan nama dhadha (dibaca: lu/3)
Sentuh perut sambil menyebutkan nama pelog (dibaca: pat/4)
Lima dibaca mo/5
Nenem dibaca nem/6
Barang dibaca pi/7
- Titi laras menurut perkembangannya ada 3:
- Rante/andha (bulatan) : karena pada jaman nenek moyang kita belum mengenal angka-angka sehingga untuk membedakan suara menggunakan bulatan-bulatan yang disusun.
- Sariswara diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara. Berlaku di daerah Yogyakarta. Sudah mengenal angka: 1 2 3 5 6, slendro dan pelog titi larasnya sama perbedannya terletak pada suaranya.
- Kepatihan diciptakan oleh Ki Wreksadiningrat. Untuk titi larasnya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Berlaku di surakarta dan luar wilayah Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment