Seputar Pewayangan
Tokoh Pandhawa Versi Jawa:
Pandhawa ana lima cacahe:
1.
|
Yudhistira | |
Yudistira (Dewanagari: युधिष्ठिर; IAST: Yudhiṣṭhira) alias
Dharmawangsa, adalah salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita
Mahabharata. Ia merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putra Pandu. Dalam tradisi pewayangan, Yudistira diberi gelar
prabu dan memiliki julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama Kerajaan Amarta. Yudistira adalah putera tertua pasangan Pandu dan Kunti.
2.
|
Bima (Wrekudara) |
Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan
jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia
digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (
krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa
krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon
Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewaruci. Ia mahir bermain gada, serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancakenaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar), dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain:
Aji Bandungbandawasa,
Aji Ketuglindhu,
Aji Bayubraja dan
Aji Blabak Pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung
Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu
Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga.
Sedangkan beberapa anugerah dewata
yang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji,
Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk
Pudak Jarot Asem.
Dalam pencarian jati dirinya, Bima sering diberi tugas oleh
gurunya—yang sesungguhnya dihasut oleh para Korawa untuk membunuh
Bima—yang terasa mustahil untuk dikerjakan, seperti mencari kayu
gung susuhing angin dan air
banyu perwitasari, yang akhirnya membawa Bima bertemu dengan Dewaruci
3.
|
Arjuna (Permadi) |
Dalam dunia pewayangan, Arjuna digambarkan sebagai seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca,
raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna
dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin.
dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain:
Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada). Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata.
Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti,
sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin
Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta.
4.
|
Nakula |
Nakula dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama
Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia merupakan putra keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madri, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa. Nakula juga mempunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama Puntadewa (Yudistira), Bima alias Werkudara dan Arjuna
Nakula adalah titisan Batara Aswin,
dewa tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata
panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang
diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad,
Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi
Banyu Panguripan atau "Air kehidupan" pemberian Batara Indra.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas
guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar,
wilayah negara Amarta.
5.
|
Sadewa |
Ia merupakan anggota Pandawa yang paling muda, yang memiliki saudara kembar bernama Nakula.
Meskipun kembar, Nakula dikisahkan memiliki wajah yang lebih tampan
daripada Sadewa, sedangkan Sadewa lebih pandai daripada kembarannya.
Dalam hal perbintangan atau astronomi, kepandaian Sadewa jauh di atas murid-murid Drona
yang lain. Selain itu, ia juga pandai dalam hal beternak sapi. Maka
ketika para Pandawa menjalani hukuman menyamar selama setahun di Kerajaan Matsya akibat kalah bermain dadu melawan Korawa, Sadewa pun memilih peran sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala.
Meskipun Sadewa merupakan Pandawa yang paling muda, namun ia dianggap sebagai yang terbijak di antara mereka. Yudistira bahkan pernah berkata bahwa Sadewa lebih bijak daripada Wrehaspati,
guru para dewa. Sadewa merupakan ahli perbintangan yang ulung dan mampu
meramalkan kejadian yang akan datang. Namun ia pernah dikutuk apabila
sampai membeberkan rahasia takdir, maka kepalanya akan terbelah menjadi
dua.
Sumber Bahan:
Suntingan dari http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wayang
No comments:
Post a Comment